Produk impor hajar nelayan habis-habisan
Nelayan kecil disejumlah wilayah mulai kembali melaut seiring dengan cuaca buruk yang mereda walaupun belum pulih. Namun kekhawatiran baru muncul karena hasil tangkapan nelayan dan pembudidaya ikan terpukul ikan impor yang berharga murah yang membanjiri pasar domestik. Sugeng triyanto misalnya, nelayan desa Gempol Sewo, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dikompas hari senin (31/1) mengatakan bahwa, sudah lima hari terakhir nelayan melaut dengan menyiasati alam. Pada pagi hari ombak dan angin tidak terlalu kencang, tetapi menjelang sore cuaca kembali memanas. Untuk mengakali cuaca, sejumlah nelayan dengan kapal berbobot mati 2-3 ton serentak melaut pada pagi hari, menjelang sore, mereka bergegas pulang dengan hasil tangkapannya. Pendapatan setiap nelayan berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000, yang hanya pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari. Walaupun nelayan menyadari bahwa cuaca belum begitu pulih serta adanya larangan melaut oleh BMKG tapi ini terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Sekalipun sebagian nelayan mulai melaut, harga jual tangkapan nelayan kalah dengan ikan impor yang membanjiri pasar domestik, misalnya saja ikan kembung,harga ikan kembung nelayan di Kendal saat ini berkisar antara Rp 8.000 – Rp 12.000. per kg, padahal harga ikan kembung impor dipasaran Rp 8.000 - Rp 9000 per kg. Pada saat hasil ikan sedikit, kami dipukul impor ikan. Namun sewaktu tangkapan ikan sedang banyak, harga dibiarkan anjlok. Kami (nelayan) seperti ditinggalkan dan di anak tirikan oleh Pemerintah. Tidak ada standar harga dan perlindungan dari pemerintah,ucap seorang nelayan.
Keluhan serupa disampaikan peternak lele di Kabupaten Boyolali,Sragen dan Tegal, Jawa Tengah. Ikan lele impor dikhawatirkan akan mematikan usaha peternakan lele lokal di daerah. Harga lele dari tingkat peternak Rp 10.000 per kg, turun dibandingkan lebaran tahun lalu Rp 13.500 per kg. adapun harga pelet Rp 210.000 per zak( isi 30 kg) atau naik dari 203.000 per zak. Hal inilah yang menyebabkan petani budidaya mengeluh, harga jual turun tetapi harga pakan meningkat, sungguh tidak sinergis.
Direktur Pemasaran luar negri KKP Saut Hutagulung mengatakan, musim ombak masih besar sejak oktober 2010 sampai saat ini serta banjir dibeberapa daerah menyebabkan pasokan ikan, baik hasil tangkapan maupun budidaya menurun. Hal inilah yang menyebabkan impor ikan di lakukan, tegasnya.
Jenis ikan yang diimpor, antara lain ikan kembung dari Pakistan dan India, lele dari Malaisia, Patin dari Vietnam dan Teri dari Myanmar, meyedihkan bukan????? sampai ikan teri harus di impor!!!!katanya kita Negara kepulauan, katanya lautan kita luas, katanya garis pantai kita terpanjang????? Apa hanya sekedar katanya??? Sudah saatnya kita bangkit pemuda dan pemudi perikanan. Jangan hanya berteori tapi rakyat perlu kontribusi.
oleh.Rahmad alumni 2009