Rabu, 29 Desember 2010

Opini

Mencontek Pangkal Korupsi
Oleh :Adhia Rizki Ananda*

K
orupsi merupakan sebuah kata yang dibenci oleh semua orang, terutama oleh para mahasiswa yang tak segan – segan turun ke jalan agar seluruh kasus korupsi dibabat اabis. Sehingga tidak ada lagi koruptor yang bisa selamat dari jeratan hukum. Satu hal yang pasti sebuah kejahatan besar tidak terjadi secara spontanitas. Ada tahapan – tahapan kecil yang mendahuluinya.
Masalahnya sekarang,  kejahatan kecil apa yang mengawali kebiasan untuk melakukan korupsi? Tanpa disadari mencontek adalah awal pangkal belajar menjadi koruptor. Sepertihalnya korupsi mencontek pun mengajarkan pelakunya untuk mencari jalan pintas untuk mendapatkan jawaban,  karena tidak ingin repot belajar dan berusaha.
Bahkan terkadang, praktek menyontek di dalam kelas ketika ujian tidak kalah sistematisnya dengan praktek korupsi yang dilakukan pejabat didalam pemerintahan. Ketika ujian, seorang pelaku menyontek, yang  takut dilaporkan oleh teman yang melihat perbuatannya, menyuap dengan memberi jawaban kepada temannya tersebut. Dan ada juga bentuk kerja sama diantara pelaku menyontek teman yang di depan menutup – nutupi perbuatan temannya yang di belakang karena dia berharap diberi jawaban oleh temannya yang di belakang, sementara ketua kelas diam seakan –akan tidak ada kejahatan apapun padahal di depan kepalanya dia menyaksikan sebuah kejahatan telah terjadi ini karena ketua kelas juga sudah disuap dengan jawaban.
Ibarat candu mencontekpun turut merusak mental, merusak kereatifitas dan daya juang  jika pelajar Indonesia saat ini selalu menyontek tanpa tak pelak korupsi pun akan menjadi budaya di negeri ini. Karena yang menggantikan pejabat di negeri ini adalah manusia yang saat ini sedang menuntut ilmu. Sudah saatnya bagi kita para pelajar mengatakan saya tidak akan menyontek karna mencotek adalah pangkal dari korupsi.(b2ng)

*Penulis merupakan alumni dayah jeumala amal 2008

gambar diatas dari  leekhaflanella.multiply.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar